Javan Langur Center
Javan Langur Center merupakan pusat rehabilitasi lutung yang ada di Desa Tulungrejo. Javan Langur Center di dirikan pada bulan Maret 2012. Awalnya Javan Langur Center berada di Dau Petung Sewu, namun karena tempat tersebut dekat dengan pemukiman warga maka di pindahkan ke Desa Tulungrejo. Lutung yang di rehabilitasi bukanlah lutung yang di ambil dari hutan melainkan di ambil dari hasil sitaan warga yang menjadikan lutung sebagai hewan peliharaan mereka.
Lutung jawa merupakan satwa endemik yang hanya terdapat di Pulau Jawa, Bali dan Lombok. Bahkan Lutung Jawa Timur yang meiliki ciri khas warna rambut oranye hanya di temukan di daratan Jawa bagian timur saja.lutung Jawa di anggap rentan karena populasinya terus menurun sejak beberapa waktu lalu. The Aspinall Foundation menemukan sedikitnya 2.700 ekor Lutung Jawa di hutan Jawa Timur pada Tahun 2010. Dari jumlah tersebut kemungkinan besar akan menurun dari waktu ke waktu jika tidak di lakukan konservasi lutung yang benar. Ancama yang membuat habitat Lutung berkurang adalah degredasi hingga hilangnya habitat Lutung akibat pembukaan hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman. Selain itu, kerap sekali terjadinya pemburuan Lutung Jawa secara liar untuk di konsumsi bagian tubuhnya atau di jadikan sebagai komoditi perdagangan ilegal sebagai satwa peliharaan. Maka dari itu konservasi dan rehabilitasi hewan Lutung perlu di lakukan guna melestarikan hewan asli negara kita.
Seperti penjelasan di awal, pusat rehabilitasi tidak mengambil Lutung dari hutan melainkan Lutung yang ada di rehabilitasi tersebut di terima dari hasil sitaan warga oleh POLRI. Lutung yang baru datang dari sitaan warga tidak akan di lepaskan begitu saja di hutan melainkan harus melewati beberapa proses untuk melepaskan mereka, yaitu pertama Lutung tersebut akan di karantina. Dalam tahap karantina, Lutung akan di periksa kesehatan mereka secara fisik, hematologi darah lengkap, parasit dan kultur bakteri dan pemeriksaan kesehatan lainya. Dalam masa karantina akan di perlukan waktu 3-6 bulan. Setelah Lutung tersebut di karantina, maka Lutung tersebut akan memasuki tahap sosialisasi, disini Lutung akan di kolonisasi dikelompokan dengan teman-teman mereka, sehingga mereka terbiasa dengan hidup berkelompok. Dalam tahap sosialisasi Lutung akan di biasakan dengan perilaku berkelompok dan berperilaku liar seperti saatnya merekan berada di hutan mereka kembali. Tahap ketiga yaitu General Medical, disini Lutung akan di periksa kembali kesehatan mereka untuk yang terakhir kali sebelum di lepaskan di hutan. Tahap terakhir yaitu pelepasan, setelah Lutung di karantina, disosialisasikan dan di periksa kesehatan ulang, maka Lutung akan siap di lepaskan ke hutan mereka kambali. Namun setelah mereka di lepaskan di hutan mereka masih tetap ada konservator yang akan melakukan monitoring terhadap lutung yang telah di lepaskan di hutan secara berkala.
Tempat rehabilitasi Lutung di Desa Tulungrejo ini sebenarnya bukanlah tempat wisata yang bisa di kunjungi oleh orang banyak di karenakan Lutung tersebut akan menjadi agresif ketika mereka melihat orang asing di sekitarnya. Maka Tempat rehabilitasi tersebut hanya akan menjadi wisata edukasi yang di sediakan untuk pelajar guna mengetahui pengetahuan tentang Lutung dan sebagainya.
Javan Langur Center merupakan pusat rehabilitasi lutung yang ada di Desa Tulungrejo. Javan Langur Center di dirikan pada bulan Maret 2012. Awalnya Javan Langur Center berada di Dau Petung Sewu, namun karena tempat tersebut dekat dengan pemukiman warga maka di pindahkan ke Desa Tulungrejo. Lutung yang di rehabilitasi bukanlah lutung yang di ambil dari hutan melainkan di ambil dari hasil sitaan warga yang menjadikan lutung sebagai hewan peliharaan mereka.
Lutung jawa merupakan satwa endemik yang hanya terdapat di Pulau Jawa, Bali dan Lombok. Bahkan Lutung Jawa Timur yang meiliki ciri khas warna rambut oranye hanya di temukan di daratan Jawa bagian timur saja.lutung Jawa di anggap rentan karena populasinya terus menurun sejak beberapa waktu lalu. The Aspinall Foundation menemukan sedikitnya 2.700 ekor Lutung Jawa di hutan Jawa Timur pada Tahun 2010. Dari jumlah tersebut kemungkinan besar akan menurun dari waktu ke waktu jika tidak di lakukan konservasi lutung yang benar. Ancama yang membuat habitat Lutung berkurang adalah degredasi hingga hilangnya habitat Lutung akibat pembukaan hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman. Selain itu, kerap sekali terjadinya pemburuan Lutung Jawa secara liar untuk di konsumsi bagian tubuhnya atau di jadikan sebagai komoditi perdagangan ilegal sebagai satwa peliharaan. Maka dari itu konservasi dan rehabilitasi hewan Lutung perlu di lakukan guna melestarikan hewan asli negara kita.
Seperti penjelasan di awal, pusat rehabilitasi tidak mengambil Lutung dari hutan melainkan Lutung yang ada di rehabilitasi tersebut di terima dari hasil sitaan warga oleh POLRI. Lutung yang baru datang dari sitaan warga tidak akan di lepaskan begitu saja di hutan melainkan harus melewati beberapa proses untuk melepaskan mereka, yaitu pertama Lutung tersebut akan di karantina. Dalam tahap karantina, Lutung akan di periksa kesehatan mereka secara fisik, hematologi darah lengkap, parasit dan kultur bakteri dan pemeriksaan kesehatan lainya. Dalam masa karantina akan di perlukan waktu 3-6 bulan. Setelah Lutung tersebut di karantina, maka Lutung tersebut akan memasuki tahap sosialisasi, disini Lutung akan di kolonisasi dikelompokan dengan teman-teman mereka, sehingga mereka terbiasa dengan hidup berkelompok. Dalam tahap sosialisasi Lutung akan di biasakan dengan perilaku berkelompok dan berperilaku liar seperti saatnya merekan berada di hutan mereka kembali. Tahap ketiga yaitu General Medical, disini Lutung akan di periksa kembali kesehatan mereka untuk yang terakhir kali sebelum di lepaskan di hutan. Tahap terakhir yaitu pelepasan, setelah Lutung di karantina, disosialisasikan dan di periksa kesehatan ulang, maka Lutung akan siap di lepaskan ke hutan mereka kambali. Namun setelah mereka di lepaskan di hutan mereka masih tetap ada konservator yang akan melakukan monitoring terhadap lutung yang telah di lepaskan di hutan secara berkala.
Tempat rehabilitasi Lutung di Desa Tulungrejo ini sebenarnya bukanlah tempat wisata yang bisa di kunjungi oleh orang banyak di karenakan Lutung tersebut akan menjadi agresif ketika mereka melihat orang asing di sekitarnya. Maka Tempat rehabilitasi tersebut hanya akan menjadi wisata edukasi yang di sediakan untuk pelajar guna mengetahui pengetahuan tentang Lutung dan sebagainya.